Selasa, 07 Februari 2012

GELANG

Tidak semua orang bisa memiliki cinta, terkadang cinta memang tidak seharusnya memiliki. Cinta juga tak pernah memilih, tapi cinta itu dipilih. Cinta terkadang membuat kita bahagia, terkadang juga membuat kita sengsara. Tapi jika kita tak memiliki cinta, hidup akan terasa hampa. Kita wajib memiliki cinta, karna cintalah yang membuat kita bahagia nantinya. Ary Pratama, pemalu dan so' jaim dan dia juga adalah lelaki yang sangat berhati-hati dalam urusan bercinta. Dengan seiring berjalannya waktu, dan untuk pertama kalinya akhirnya Ary merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta, saat dia SMA dia jatuh cinta kepada teman satu kelasnya yang bernama Yola Anggraini. Sejak pertama melihat Yola, Ary pun langsung terhenyut aneh melihat raga Yola yang tinggi semampai. Dengan rambut dikuncir satu seperti buntut kuda dan sepatu merah hitam yang dipakainya, membuat Ary semakin ingin berkenalan dengannya. Namun apalah daya, Ary seorang yang pemalu, dia tidak akan mau untuk berkenalan terlebih dahulu. Tapi lambat laun, karna mereka satu kelas akhirnya mereka bisa kenal dengan baik.
#Senin, 17 Oktober 2004 pukul 12.30 WIB. Bel sekolah berbunyi, semua murid langsung berhamburan keluar kelas, tapi disitu hanya tersisa Yola dan Ary yang tidak langsung keluar kelas, melihat Ary yang sedang kebingungan seperti anak hilang yang di tinggal mamahnya di mall, Yola pun bertanya kepada Ary,
" Ry, kamu kenapa ? " Ary masih sibuk dengan apa yang sedang dilakukannya, Yola pun menghampirinya,
" Ry ? Aryyyy? " Dengan suara yang sedikit keras Yola memanggilnya,
     " Oh, iya, maaf ! "
" Kamu kenapa ? "
     " Gelang aku hilang, tadi aku taruh disini ( kolong meja ) saat bu Rita memeriksa kerapihan kita. "
Dengan wajah yang sangat kebingungan Ary tetap mencari gelangnya kesemua kolong meja yang ada dikelasnya. Tapi anehnya Yola malah tersenyum dengan menutupi mulutnya. Ary pun tambah bingung bukan kepalang, dan akhirnya dia bertanya kepada Yola,
     " Kamu kenapa senyum ? "
     " Emang ada yang aneh ? jangan jangan kamu yaa yang ngumpetin gelang aku ? "
" Engga qo, bukan aku, aku ga tau apa apa. "
     " Terus kenapa kamu senyum ? "
" Aku lucu ngeliat kamu, kamu keilangan gelang kaya keilangan kunci motor. Hehe..."
     " Itu gelang dari sahabat aku, sekarang dia tinggal di Bandung, dia sekolah disana, itu kenang-kenangan terakhir dari dia sebelum dia pergi. "
" Ohh, yaudah besok kita cari lagi, sekarang kita pulang dulu. " Yola terus menyemangati Ary.
" Ry, besok kita cari lagi, aku bakal bantuin kamu qo ! Okeh. "
Dengan wajah yang masih di tekuk, akhirnya Ary pun luluh dengan ajakan Yola yang menyuruhnya untuk pulang. Dan keesokan harinya Ary datang terlambat ke sekolah, beruntung belum ada guru yang datang ke kelasnya. Ary masih terlihat lesu, bayangkan hanya karna gelang? OMG ! Sebenarnya bukan karna gelang itu mahal atau gelang itu sangat bagus, tapi menurut dia gelang itu adalah sebuah kepercayaan, kepercayaan seorang sahabat terhadap sahabatnya. Ary merasa dia telah merusak kepercayaan seorang sahabatnya, dia merasa tidak becus menjaga satu-satunya pemberian dari sahabatnya. Tak seperti biasa, kali ini dia duduk di kursi paling belakang, Yola meliriknya, dan akhirnya guru pun datang,
" Selamat pagi anak-anak ! " " PAGI BUUUUUUUUUU ! "
Ary sama sekali tidak bersuara. " Maaf anak-anak hari ini Ibu telat. Baik, Ibu tidak lama-lama disini, ada kabar gembira untuk kalian, hari ini kalian sudah bisa pulang, karna hari akan ada rapat disekolah ini. "
Biasalaaah anak sekolah, sudah pasti mereka semua senang bukan kepalang. Tapi Ary, dia benar-benar tidak bersemangat. Seluruh anak sekolah berhamburan keluar kelas, sama seperti kemarin, Ary hanya berdiam diri dikursi tempat duduknya. Yola pun menghampiri,
" Ry, ga semestinya kamu sedih kaya gini terus, itu ga baik buat kamu, kamu harus tetap konsen dalam urusan sekolah, ini demi kebaikan kamu. " Yola menasihatinya dengan lemah lembut. Akhirnya Ary pun bersuara,
     " Aku merasa tidak becus, aku ga bisa ngejaga pemberian dari sahabat aku, aku merasa bersalah, dia pasti sedih kalau dia tau gelang pemberiannya itu hilang dari tangan aku. Aku ? " Ary menceritakannya dengan suara yang lemah lemseh, Yola pun memotong pembicaraannya,
"Engga Ry, engga, dia ga akan sedih hanya karna gelang pemberiannya itu hilang, dia mungkin akan benar-benar sedih kalau dia kehilangan kamu, bukan karna gelang pemberian dari dia kamu hilangin, aku yakin dia pasti akan berfikir seperti itu. Sudahlah Ry, biarkan gelang itu mencari tempat yang nyaman, mungkin gelang itu sudah tidak nyaman lagi di tangan kamu.
" Ry ???!!! " Yola memanggilnya dengan lemah lembut. Dan akhirnya Ary pun tersenyum,
" Naah gitu dong senyum, kan ganteng, hehe....."
" Ayo pulang ! " Ayoooooooooooo!! " Yola menarik tangan Ary, dan sesampainya di pintu gerbang sekolah Ary dan Yola menunggu angkot yang menuju kerumah Yola. Angkot datang, Yola pun pergi dengan melambaikan tangannya kepada Ary, Ary pun tersenyum sambil mengangkat tangannya. Ary langsung bergegas mengambil motor, Dan.....................


to be continued... 


" Kehilangan, kehilangan memang adalah salah satu faktor utama penyebab kegalauan, entah itu kehilangan apapun. Berfikir dan yakinlah bahwa di balik kesusahan pasti ada kemudahan. Dan jangan pernah berlarut-larut di dalam kesedihan yang berkepanjangan, karna itu hanya membuat kerugian pada diri kita sendiri. Ikhlas dan sabar adalah kunci utama agar kita tetap bisa menjalani hidup ini dengan penuh kebahagiaan." Seperti biasa, pesen gua : jangan GALAU yee !! "